DO'AKU SELALU UNTUKMU UMMI.....

Sabtu, 20 November 2010

Menggapai Cinta

Bismillahirrohmaanirrohim

Cinta adalah sesuatu yang disenangi jiwa, mendapatkan cinta tentu menyenangkan, apalagi jika cinta datang dari Sang kekasih Hakiki, ya itulah cinta kepada Alloh 'azza wa jalla perkara yang luar biasa, tak ternilai.

Apabila seorang hamba telah mengetahui ma'rifah cinta kepada Robbnya, dia akan mengetahui betapa luar biasanya arti cinta, pasti ia akan berusaha menggapai cinta tersebut.

Mencintai Alloh ta'ala merupakan kesempurnaan cinta dan tuntunan cinta, mencintai kekasih mengharuskan mencintai apa yang dicintainya, menghantarkan kepada keridhoannya. Bagaimana mungkin seorang mukmin tidak mencintai sesuatu yang membantu untuk mendapatkan cinta Robbnya, sesuatu yang menghantarkan kedekatan kepadaNya  ? inilah bukti cinta karena Alloh ta'ala, sebagaimana Alloh 'azza wa jalla berkata :

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ

" Katakanlah jika kalian benar-benar mencintai Alloh maka ikutilah aku, niscaya Alloh akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian ".(QS. Ali Imron : 31).

Al Alamah Asy Syaikh Abdurrohman bin Nashir As Sa'dy Rohimahulloh Ta'ala berkata : "Dalam ayat ini terkandung kewajiban mahabbah kepadaNya, tanda-tandanya, hasilnya, buahnya, ..maka tidaklah cukup mendakwakan cinta  kepada Alloh sekedar pengakuan, bahkan mengharuskan adanya kejujuran mahabbah kepadaNya, dan tanda kejujuran tersebut adalah ittiba' kepada Rosululloh shollallohu 'alaihi wa salam didalam semua keadaan, didalam semua perkataannya dan perbuatannya , di dalam prinsip-prinsip agama dan cabang-cabangnya, baik dhohirnya dan batinnya, maka barangsiapa yang ittiba' kepada Rosululloh shollallohu 'alaihi was salam berarti dia telah menunujukkan atas kejujuran pengakuan mahabbah kepada Alloh Ta'ala ".(Taisirul kariimir rohmani fi tafsiril kalamil mannan hal. 111).

Wahai Robbi

Kau sibukkan diriku dengan cintaku

seperti Engkau sibukan hatiku dengan cintanya

agar menjadi ringan apa yang bersemanyam di hatiku

Dua mata menjadi saksi kehangatan cinta

menyelami sepinya malam  yang menjadi saksi

kami satu dalam cinta

Wahai Robb

biarkanlah cinta mengalir di hatiku


Inilah mencintai Alloh Ta'ala, sedangkan mencintai bersama Alloh Ta'ala adalah syirik mahabbah, seperti cintanya orang-orang musyrik, Alloh Subhanahu wa Ta'ala berkata :

وَمِنَ النَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ اللَّهِ أَندَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِّلَّهِ

" Dan diantara manusia ada orang yang menjadikan selain Alloh tandingan, mereka mencintai mereka sebagaimana mencintai Alloh, dan orang-orang yang beriman amat sangat cinta kepada Alloh ".(QS. Al Baqoroh : 165).

Asal mula syirik adalah syirik dalam mahabbah, orang-orang musyrik tidaklah menganggap  bahwa sesembahan mereka adalah sekutu bagi Alloh Ta'ala, mereka mengalihkan cinta kepada menyembah sesembahan itu, mereka berkata " ini mendekatkan kami kepada Alloh Ta'ala ".ۗ

Tentu saja ada perbedaan antara mencintai Alloh Ta'ala sebagai dasar, mencintai Alloh sebagai ikutan dan mencintai bersama Alloh Ta'ala sebagai syirik . Dengan ini kita mengetahui bahwa disana ada dua persimpangan yaitu jalan ahli tauhid dan jalan ahli syirik.

Dikisahkan bahwa ada seorang ayah menemui putrinya yang sedang sakit, kemudian putrinya bertanya : "wahai ayah, apakah engkau mencintaiku ?" ayahnya menjawab : ya , kemudian putrnya mengatakan : "tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Alloh, demi Alloh, aku tidak menyangka engkau seperti itu dan aku tidak menyangka engkau bisa mencintai seseorang disamping mencintai Alloh, wahai ayah, esakanlah  Alloh dalam cinta dan berikan kepadaku kasih sayang, yang telah dimasukkan Alloh kedalam hati orang tua kepada anaknya, bukan cinta disamping cinta kepada Alloh".

Alloh Ta'ala mempunyai hak untuk dicintai, yang pasti yang layak dicintai tak lebih dari satu, mustahil jika di dalam hati ada dua wujud kekasih, begitu pula bila di luar, sebagaimana kemustahilan alam memiliki dua Robb. Bukankah wujud yang layak dicintai hanya Alloh Ta'ala semata, Yang maha Benar yang tidak membutuhkan selainNya..?

Sedangkan sesuatu yang dicintai karena Alloh Ta'ala bisa bermacam-macam. Cinta hamba pada sesuatu ini tidaklah mengganggu  cintanya kepada Alloh Ta'ala dan tidak dikatakan menyekutukan pada mahabbahNya selama tidak melewati batas-batas syar'i lebih-lebih lagi dengan alasan cinta sampai rela menjatuhkan dirinya kepada maksiat. wal 'iyyadzubillah.

Rosululloh shollalohu 'alaihi mencintai istri-istrinya dan yang paling beliau cintai adalah Aisyah Rodhiyallohu 'anha, namun begitu, semua cinta beliau ini karena Alloh Ta'ala dan semua kekuatan cinta ini kembali kepadaNya.

Kedzoliman yang paling dzolim adalah meletakkan cinta itu bukan pada tempatnya, maka hendaknya orang yang berakal memikirkan masalah ini.


Dusta orang yang mengaku memiliki dua cinta

laksana kedustaan dua kekasih dalam satu hati

Tidak ada tempat bagi dua kekasih

Satu urusan tidak dari dua sisi

Kecuali satu Yang Maha Pengasih

Begitulah hati yang hanya ada satu


Demi Alloh, inilah cinta, andaikan mereka menyadari, Alloh Ta'ala berkata :

فَتِلْكَ بُيُوتُهُمْ خَاوِيَةً بِمَا ظَلَمُوا ۗ إِنَّ فِي ذَ‌ٰلِكَ لَآيَةً لِّقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

" Maka itulah rumah-rumah mereka dalam keadaan runtuh disebabkan kedzoliman mereka, sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagi (pelajaran) bagi kaum yang mengetahui ".(QS. An Naml : 52).

Dalam ayat ini ada kejahatan cinta yang menimpa kepada orang-orang yang jatuh cinta.

Andaikan engkau bertanya kepada nikmat apa yang mengenyahkanmu? andaikan engkau bertanya kepada derita apa yang menuntunmu? andaikan engkau bertanya kegelisahan apa yang mendatangkanmu? andaikan engkau bertanya kepada afiat apa yang menjauhkanmu? andaikan engkau bertanya kepada wajah apa yang menghilangkan cahayamu? andaikan engkau bertanya kepada kehidupan apa yang mengeruhkanmu? andaikan engkau bertanya kepada iman apa yang mengurangimu? andaikan engkau bertanya pada kehormatan jiwa apa yang merendahkanmu?

Cintalah penyebab semua itu, sekalipun tidak ada kata yang terucap pada jawaban ini.

wallohu a'lam bish showab


Abu Abdirrohman Anang Al Atsary

Tidak ada komentar:

Posting Komentar