DO'AKU SELALU UNTUKMU UMMI.....

Sabtu, 20 November 2010

Celakalah bagi hati yang keras

oleh Abu Abdirrohman Anang 

Bismillahirrohmanirrohim

Alloh subhanahu wa ta’ala berkata :

فَوَيْلٌ لِّلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُم مِّن ذِكْرِ اللَّهِ ۚ أُولَـٰئِكَ فِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ

“Maka celakalah bagi mereka yang keras hatinya dari mengingat Alloh, mereka itulah berada dalam kesesatan yang nyata.” (QS.Az-Zumar: 22).

Tidaklah Alloh 'azza wa jalla memberikan hukuman yang lebih besar kepada seorang hamba selain dari kerasnya hati dan jauhnya dari Alloh subhanahu wa ta’ala,

Adalah neraka diciptakan untuk melunakkan hati yang keras. Hati yang sangat jauh dari Alloh Ta'ala adalah hati yang keras, dan apabila hati sudah keras mata pun terasa gersang.

Hati yang keras ditimbulkan oleh empat perkaral yang dilakukan melebihi kebutuhan :

pertama, banyak makan

kedua, banyak tidur.

ketiga, banyak bicara (tidak bermanfaat).

keempat, pergaulan (salah memilih teman).

Sebagaimana jasmani jika dalam keadaan sakit tidak akan bermanfaat baginya makanan dan minuman, demikian pula hati jika terjangkiti penyakit-penyakit hawa nafsu dan keinginan-keinginan jiwa, maka tidak akan bermanfa'at kepadanya nasehat.

Barangsiapa hendak mensucikan hatinya maka hendaknya ia harus mengutamakan Alloh Ta'ala dibanding keinginan dan nafsu jiwanya.

Karena hati yang tergantung dengan hawa nafsu akan tertutup dari Alloh subhanahu wa ta’ala.

Banyak orang menyibukkan hatinya dengan kesibukan dunia. Seandainya mereka menyibukkan diri dengan mengingat Alloh subhanahu wa ta’ala dan kampungi akhirat tentu hatinya akan berkelana mengarungi makna-makna Kalamulloh dan ayat-ayatNya, dan ia pun akan menuai hikmah-hikmah yang langka dan faedah-faedah yang indah.

Apabila hati diberi makan dengan berdzikir dan disirami dengan berfikir serta dibersihkan dari kerusakan, ia pasti akan melihat keajaiban dan diilhami hikmah.

Tidak setiap orang yang berhias dengan ilmu dan hikmah serta memeganginya akan masuk dalam golongannya. Kecuali jika mereka menghidupkan hati dan mematikan hawa nafsunya.

Adapun mereka yang membunuh hatinya dengan menghidupkan hawa nafsunya, maka tidak akan muncul hikmah dari lisannya.

Rapuhnya hati adalah karena lalai dan merasa aman, sedang makmurnya hati karena takut kepada Alloh subhanahu wa ta’ala dan dzikir. Maka jika sebuah hati merasa zuhud dari hidangan-hidangan dunia, dia akan duduk menghadap hidangan-hidangan akhirat. Sebaliknya jika ia ridho dengan hidangan-hidangan dunia,akan terlewatkan darinya hidangan akhirat.

Kerinduan bertemu Alloh subhanahu wa ta’ala adalah angin yang berhembus menerpa hati, membuatnya sejuk dengan menjauhi gemerlapnya dunia. Siapapun yang menempatkan hatinya disisi Robbnya, ia akan merasa tenang dan tentram. Dan siapapun yang melepaskan hatinya di antara manusia, ia akan semakin gundah gulana.

Ingatlah!

Kecintaan terhadap Alloh Ta'ala tidaklah akan masuk ke dalam hati yang mencintai dunia kecuali seperti masuknya unta ke lubang jarum.

Apabila Alloh subhanahu wa ta’ala cinta kepada seorang hamba, maka Alloh subhanahu wa ta’ala akan memilih dia untuk diriNya sebagai tempat pemberian nikmat-nikmatNya, dan Ia akan memilihnya di antara hamba-hambaNya, sehingga hamba itu pun akan menyibukkan harapannya hanya kepada Alloh Ta'ala.

Lisannya senantiasa basah dengan berdzikir kepadaNya, anggota badannya selalu dipakai untuk berkhidmat kepadaNya.

Hati bisa sakit sebagaimana sakitnya jasmani, dan kesembuhannya adalah dengan bertaubat. Hati pun bisa buram sebagaimana cermin, dan cemerlangnya adalah dengan berdzikir.

Hati bisa pula telanjang sebagaimana badan, dan pakaian keindahannya adalah taqwa.

Hati pun bisa lapar dan dahaga sebagaimana badan, maka makanan dan minumannya adalah mengenal Alloh subhanahu wa ta’ala, cinta, tawakkal, bertaubat dan berkhidmat untukNya.


( Al-Fawaid oleh Ibnul Qoyyim rohimahulloh hal 111-112).


Saudaraku..

Sampai kapankah dunia kau makmurkan
Sementara engkau rusak akhiratmu
Hanyasannya bagi setiap kalian memiliki hati hanya satu
Lalu kenapa engkau mencintai dunia dan akhirat?
kenapa dalam hatimu ada Alloh dan makhluk?
kenapa terjadi pada satu keadaan pada hati yang hanya satu?

inilah kedustaan..

Amalmu sebagai dalil atas keyakinanmu
Dhohirmu sebagai dalil atas batinmu

Masihkah berkilah..?


Wahai Robb ampuni kami..aamin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar