DO'AKU SELALU UNTUKMU UMMI.....

Minggu, 21 November 2010

Apakah Nama-Nama Allah Itu Terbatas?



Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin   
Jawaban:

Nama-nama Allah tidak terbatas pada sejumlah nama tertentu. Dalil dari pernyataan ini adalah sabda Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam  dalam sebuah hadits shahih, "Sesungguhnya kami adalah hamba-Mu dan anak umat-Mu." Hingga bersabda, "Kami memohon kepada-Mu dengan segala nama-Mu, yang Engkau namakan Diri-mu dengannya atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu, atau Engkau ajarkan kepada salah seorang makhluk-Mu atau yang Engkau sembunyikan dalam ilmu ghaib di sisi-Mu." (Diriwayatkan Ahmad).
Nama-nama Allah yang disembunyikan dalam ilmu ghaib-Nya tidak mungkin diketahui dan sesuatu yang tidak diketahui berarti tidak terbatas.
Sedangkan sabda Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam, "Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama, barangsiapa menghitungnya (berdzikir dengannya) dia akan masuk surga." (Ditakhrij oleh Al-Bukhari dalam kitab Asy-Syuruth, bab, "Ma Yajuzu min Asy-Syuruth…", (2736) dan Muslim dalam kitab Az- Zikr wa Ad-Du'a bab "Fi Asmaillahi Ta'ala fa Fadhlu Man Ahshaaha", (2677).
Bukan berarti bahwa Allah hanya mempunyai nama-nama tersebut tetapi maknanya bahwa siapa yang berdzikir dengan nama-nama-Nya yang berjumlah sembilan puluh sembilan ini, dia akan masuk surga. Sabda beliau,"Siapa yang menghitungnya" untuk menyempurnakan kalimat pertama, bukan berdiri sendiri.
Perkataan semacam ini sama dengan perkataan orang Arab lainnya, "Saya punya seratus kuda yang saya persiapkan untuk berjihad di jalan Allah." Ini bukan berarti bahwa  dia hanya mempunyai seratus kuda saja, tetapi hanya seratus itulah yang dipersiapkan untuk perang.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu telah menukil kesepakatan ahli ilmu mengenai hadits tersebut bahwa Nabi tidak membatasi jumlah nama-nama tersebut.
Menurut saya pernyataan Syaikhul Islam rahimahullah itu benar-benar dengan dalil adanya perbedaan yang besar di dalamnya. Barangsiapa yang berusaha menshohihkan hadits ini akan berkata bahwa ini adalah masalah besar, karena dapat mengantarkan seseorang ke surga, maka tidak mungkin jika para sahabat tidak mempertanyakan tentang kejalasan nama-nama itu. Hal itu menunjukkan bahwa kejelasan nama-nama itu, sebelumnya telah diketahui para sahabat. Tetapi argumen ini dijawab bahwa tidak harus demikian, karena jika seperti itu pasti nama-nama Allah yang berjumlah sembilan puluh sembilan itu, telah diketahui secara jelas dari yang lebih jelas dari pengetahuan tentang matahari dan tentu sudah dinukil dari kitab Shahihain dan lainnya; karena dia dibutuhkan dan perlu dihafal, tetapi mengapa periwayatannya hanya dilakukan dengan cara yang meragukan dan dalam bentuk yang bermacam-macam?
Nabi Shallallahu Alahi wa Sallam  tidak menjelaskannya secara rinci dengan tujuan untuk kebijaksanaan tertentu, yaitu supaya manusia berusaha mencarinya dalam kitabullah dan sunah rasul-Nya, hingga jelaslah mana di antara mereka yang semangat dan mana yang tidak bersemangat."
Makna menghitungnya bukan berarti ditulis di kertas kemudian dihafal secara berulang-ulang, tetapi maknanya adalah:
Pertama, untuk membatasi lafalnya.
Kedua, untuk memahaminya secara maknawi.
Ketiga, untuk beribadah kepada Allah dengan segala konsekuensinya. Hal ini diperlukan dua tindakan:
Tindakan pertama, berdoa kepada Allah dengannya, karena Allah Subhanahu wa Ta'ala  berfirman, "Maka memohonlah kepada Allah dengan menyebut nama-nama Allah itu." (Al-A'raf: 180).
Jadikanlah nama-nama itu sebagai wasilah untuk mendapatkan apa yang Anda minta, maka pilihlah nama yang sesuai dengan permintaan Anda. Ketika Anda ingin meminta ampunan, katakanlah, "Ya Ghafur ampunilah kami."Dan tidak cocok bila Anda mengatakan, "Wahai Dzat yang Pedih Adzab-Nya, ampunilah aku, bahkan itu bisa dianggap meledek, tetapi nama itu akan cocok bila diikuti dengan perkataan, "selamatkan aku dari adzab-Mu."
Tindakan kedua, bacalah nama-nama itu tatkala Anda beribadah dengan menyebut konsekuensinya dari nama Ar-Rahiim adalah kasih sayang. Lalu berbuatlah amal shaleh yang dapat menghasilan rahmat Allah itu. Itulah makna menghitungnya. Jika demikian maka nama-nama itu pantas dijadikan sebagai tiket masuk surga.
Sumber: Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin, Fatawa arkaanil Islam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar